WELCOME

Hal Luar Biasa Terjadi Pada Orang Yang Luar Biasa

Kamis, 24 Maret 2011

Askep Filariasis

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

      A.    Pengertian
Filariasis adalah penyakit infeksi yang bersifat menahun yang disebabkan cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, kantong buah zakar, payudara dan kelamin wanita.Semua orang baik laki-laki, perempuan, anak-amak dan orang tua dapat terserang penyakit ini. (anosetiabudi.blogspot.com, 2008)
           
     B .    Penyebab Filariasis
Filariaasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infestasi satu atau dua cacing jenis filarial yaitu W. bancrofti atau B. malayi dan B. timori. Cacing filarial ditemukan didalam system peredaran darah limfe, otot, jarigan ikat atau rongga serosa pada vertebrata. Masa inkubasi penyakit ini cukup lama lebih kurang 1 tahun.

     C.    Gejala Klinik
           a.       Tahap Awal (Akut)
1.      Demam berulang 1-2 kali atau lebih setiap bulan selama 3-5 hari terutama bila bekerja berat. Demam dapat sembuh sendiri tanpa diobati.
2.      Timbul benjlan dan terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak tanpa adanya luka badan.
3.      Teraba adanya urat seperti tali yang berwarna merah dan sakit mulai dari pangkal paha atau ketiak dan berjalan ke arah ujung kaki atau tangan.
          b.      Tahap Lanjut (Kronis)
1.      pada awalnya terjadi pembesaran yang hilang timbul pada kaki, tangan, kantong buah zakar, payudara dan alat kelamin wanita dan kelamaan menjadi cacat menetap.
2.      Banyak penderita filariasis tidak menunjukan gejala sama sekali.
3.      Mereka terlihat sehat tetapi dalam tubuhnya sudah terdapat cacing dewasa dan anak cacing yang beredar dalam darah


      D.    Hospes
1. Manusia
Pada dasarnya setiap orang dapat tertular filariasis apaabila digigit olehnyamuk infektif (mengandung larva stadium 3). Nyamuk infektifmendapat milrofilaria dapat pengidap, baik pengidap dengan gejala klinis maupun pengidap yang tidak menunjukkan gejala klinis. Pada daerahendemis filariasis, tidak semua orang terinfeksi filariasis dan tidak semuaorang yang terinfeksi menunjukkan gejala klinis. Seseorang yangterinfeksi filariasis tetapi belum menunjukkan gejala klinis biasanya sudahterjadi perubahan-perubahan patologis di dalam tubuhnya.
Penduduk pendatang pada suatu daerah endemis filariasis mempunyairesiko terinfeksi filariasis lebih besar disbanding penduduk asli. Pendudukpendatang dari daerah non endemis ke daeh endemis, misalnyatransmigran, walaupun pada pemeriksaan darah jari belum atau sedikitmengandung microfilaria akan tetapi sudah menunjukkan gejala klinisyang lebih berat.
2. Hewan
Beberapa jenis hewan dapat berperan sebagai sumber penularanfilariasis (hewan reservoir). Dari semua species cacing filarial yangmenginfeksi manusia di Indonesia, hanyaBrugia malayi tipe sub periodicnokturna dan non periodic yang dutemukan pada lutung (Presbytiscristatus). Kera (Macaca fascicularis) dan kucing (Felis catus).
Pengendalian filariasis pada hewan reservoir ini tidak mudah, olleh karenaitu juga akan menyulitkan upaya pemeberantasan filariasis pada manusia.

      E.     Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap distribusi kasus filariais danmata rantai penularannya. Secara umum lingkungan dapat dibedakan menjadilingkungan fisik, lingkungan biologic dan lingkungan social, ekonomi danbudaya.

1. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik mencakup antara lainkeadaan iklim, keadaangeografis, struktur geologi dan sebagainya. Lingkungan fisik eratkaitannya dengan kehidupan vector, sehingga berpengaruh terhadapmunculnya sumber-sumber penularan filariasis. Lingkungan fisik dapat menciptakan tempat-tempat perindukan dan beristirahatnya nyamuk. Suhudan kelembaban berpengaruh terhadap pertumbuhan, masa hidup sertakeberadaan nyamuk. Lingkungan dengan tumbuhan air di rawa-rawa danadanya hospes reservoir (kera, lutung dan kucing) berpengaruh terhadappenyebaran Brugia Malayi sub periodic nokturna dan non periodic.
2. Llingkungan Biologik
Lingkungan biologic dapat menjadi rantai penularan fiilariasis. Contohlingkungan biologic adalah adanya tanaman air sebagai tempatpertumbuhan nyamuk mansonia spp.
3.Lingkungan Sosial, Ekonomi dan Budaya
Lingkungan social, ekonomi dan budaya adalah lingkunganyangtimbul sebagai akibat adanya interaksi antar manusia, termasuk perilaku,adat istiadat, budaya, kebiasaan dan tradisi penduduk. Kebiasaan bekerjadi kebun pada malam hari atau kebiasaan keluar pada malam hari, ataukebiasaan tidur perlu diperhatikan karena berkaitan dengan intensitaskonttak dengan vector. Insiden filariasis pada laki-laki lebih tinggidaripada insidens filariasis perempuan karena umumnya laki-laki lebihsering kontak dengan vector karena pekerjaanya.

      F.     Rantai Penularan
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orangtersebut digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung larvastadium III ( L3 ). Nyamuk tersebut mendapat cacing filarial kecil(mikrofilaria) sewaktu menghisap darah penderita mengandung microfilariaatau binatang reservoir yang mengandung microfilaria. Siklus Penularanpenyakit kaiki gajah ini melalui dua tahap, yaitu perkembangan dalam tubuhnyamuk (vector) dan tahap kedua perkembangan dalam tubuh manusia ( hospes ) dan reservoir.

      G.    Diagnosis
Diagnosis filariasis didasarkan atas anamnesis yang berhubungan dengan nyamuk didaerah endemic, disertai dengan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan darah diwaktu malam hari.
Biopsi kelenjar dilakukan bila microfilaria tidak ditemukan dalam darah, hal tersebut hanya dilakukan pada kelenjar limfe ekstremitas, dan disini mungkin akan ditemukan cacing dewasa. Biopsy ini dapat pula menimbulkan gangguan drainase kelenjar limfe. Suntikan intradermal dengan antigen filarial, reaksi ikatan komplemen, hemaglutinasi dan flokulasi penting untuk diagnosis bila microfilaria tidak ditemukan dalam darah.
Pemeriksaan limfografi dengan gambaran adanya obstruksi, atresia atau dilatasi disertai bentuk saluran yang berliku-liku dan adanya aliran balik kekulit dapat membantu diagnosis penyakit ini.
Metode pemeriksaan yang lebih mendekati kearah diagnosa dan diakui oleh pihak WHO adalah dengan jalan pemeriksaan sistem "Tes kartu", Hal ini sangatlah sederhana dan peka untuk mendeteksi penyebaran parasit (larva). Yaitu dengan cara mengambil sample darah sistem tusukan jari droplets diwaktu kapanpun, tidak harus dimalam hari.

      H.    Nilai Laboratorium
Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan leukositosis denga eosinofilia sampai 10 – 30%. Cacing filarial dapat ditemukan denganpengambilan darah tebal atau tipis pada waktu malam hari yang dipulas dengan pewarnaan Giemsa atau Wright.

      I.       Pengobatan
            1 .      Perawatan umum
Ø  Istirahat ditempat tidur, pindah tempat ke daerah dingin akan mengurangi derajat serangan akut.
Ø  Antibiotik dapat diberikan untuk infeksi sekunder dan abses
Ø  Pengikatan di daerah pembendungan akan mengurangi edema.
            2.      Pengobatan spesifik
Ø  Dengan dietylkarbamazine 2-3 minggu mg/kg berat badan, 3 x sehari selama 7-14 hari, kadang kala sampai 14 hari. Reaksi pusing, mual, dan demam dapat terjadi selama pemberian obat ini.
Ø  Relaps dapat terjadi 3-12 tahun kemudian dan control harus dilakukan selama 1-2 tahun kemudian
            3.      Penobatan pembedahan
Ø  Pembedahan untuk melenyapkan elephantiasis skrotum, vulva dan mammae mudah dilakuakan dengan hasil yang memuaskan.
Ø  Perbaikan tungkai yang membesar dengan anastomosis antara saluran limfe yang letaknya dalam dengan yang perifer tidak selalu memuaskan
Ø  Pembedahan ini bertujuan untuk mengeluarkan cacing filarial.

      J.      Pencegahan
Pencegahan agar terhindar / tertular dari infeksi penyakit gajah (filariasis) antaralain dengan:
1.      Menghindari dari gigitan nyamuk dengan cara:
Ø  Tidur menggunakan kelambu
Ø  Lubang angin (ventilasi) rumah ditutup kawat kasa halus.
Ø  Memasang obat nyamuk.
Ø   Memakai obat gososk anti nyamuk.
2.      Memberantas nyamuk dengan cara:
Ø  membersihkan tempat-tempat perindukan nyamuk.
Ø  Menyemprot untuk membunuh nyamuk dewasa.
Ø  membersihkan semak disekitar rumah
Ø  Mempelihara ikan pemakan nyamuk didalam kolam / bak mandi.
3.       Mengikuti program pengobatan masal filariasis yang dilaksanakan Puskesmas
4.      Memeriksakan diri ke Puskesmas bila keluarga/tetangga terkena filariasis.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

      A.    Pengkajian

1. Pengkajian
a. Identitas pasien : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Suku, Pekerjaan
b. RiwayatKesehatan
Jenis infeksi sering memberikan petunjuk pertama karena sifatkelainan imun. Cacing filariasis menginfeksi manusia melalui gigitannyamuk infektif yang mengandung larva stadium III. Gejala yangtimbul berupa demam berulang- ulang 3-5 hari, demam ini dapat hilang pada saat istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat.
c. Data Psikologis
  Ø  Integritas dan Ego
Gejala: Stress berhubungan dengan perubahan fisik, mengkuatirkan penampilan, putus asa, dan sebagainya.
Tanda: mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah.
  Ø  Interaksi Sosial
Gejala: masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian.
Tanda: perubahan interaksi, harga diri rendah, menarik diri.

2. Pemeriksaan fisik
  Ø  Aktivitas/ Istirahat:
Gejala: Mudah lelah, intoleransi aktivitas, perubahan pola tidur,
Tanda: kelemahan otot, respon fisiologi aktivitas (perubahan Tekanan Darah dan frekuensi Heart rate)
  Ø  Sistem Cardiovascular dan Sistem Pernafasan
Gejala: perubahan tekanan darah, menurunnya volumenadi perifer,
perpanjangan pengisian kapiler
  Ø  Sistem Integumen
Tanda: kering, gatal, lesi, bernanah, bengkak, turgor jelek
  Ø  Sistem Pencernaan
Gejala: anoreksia, permeabilitas cairan
Tanda: turgor kulit menurun, oedema
  Ø  Sistem Saraf/ Neurosensori
Gejala: pusing, perubahan status mental, kerusakan status indera peraba, kelemahan otot, nyeri umum/local, rasa terbakar, sakit kepala,
Tanda: Ansietas, refleks tidak normal, bengkak, penurunan rentang gerak,
  Ø  -Sistem Muskuloskeletal
Gejala: penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri
Tanda: kelemahan otot, respon fisiologi aktivitas
  Ø  Sistem Reproduksi
Gejala: menurunnya libido
Tanda: pembengkakan daerah skrotalis


3. Pemeriksaan Penunjang
            Menggunakan sediaan darah malam, diagnosis praktis juga dapatmenggunakan ELISA dan Rapid test dengan teknik imunokrotografikassay. Jika sudah terdeteksi kuat telah mengalami filariasis limfatik,penggunaan USG Doppler diperlukan untuk mendeteksi pergerkan cacingdewasa ditali sperma pria atau kelenjar mammae wanita.

     B.     Diagnosa Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening
2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe
3. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik
4. Mobilitas fisik berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, deficit imun, lesi pada kulit

     C.    Intervensi Keperawatan
     1.      Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening
Hasil yang diharapkan: suhu tubuh dalam batas normal
Intervensi:
  Ø  berikan kompres pada daerah frontalis dan axialis
  Ø  monitor tanda-tanda vital. Terutama suhu tubuh
  Ø  pantau suhu lingkungan dan modifikasi sesuai kebutuhan
  Ø  anjurkan klien untuk banyak minum
  Ø  anjurkan klien memakai kain tipis dan menyerap keringat jika panas tinggi
  Ø  kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi pengobatan.

  
     2.      Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe
Hasil yang diharapkan: nyeri hilang
Intervensi:
  Ø  Berikan tindakan kenyamanan (pijatan/atur posis) ajarkan teknik relaksasi
  Ø  Observasi nyeri (kualitas, intensitas, durasi, dan frekuensi nyeri)
  Ø  Anjurkan pasien untuk melaporkan dengan segera apabila ada nyeri  
  Ø  Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi analgetik

     3.      Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik
Hasil yang diharapkan: menyatakan gambaran dirilebih nyata, menunjukanbeberapa penerimaan diri daripada pandangan idealisme, mengakui dirisebagai individu yang mempunyai tanggung jawab sendiri.
Intervensi:
  Ø  Akui kenormalan perasaan
  Ø  Dengarkan keluhan pasien dan tanggapan-tanggapan keadaan yang dialami
  Ø  Perhatikan perilaku menarik diri, menganggap diri negatif, penggunaan penolakan atau tidak        mempermasalahkan perubahan actual
  Ø  Anjurkan kepada orang terdekat untuk ,memperlakukan pasien secara normal
  Ø  Kolaborasi untuk berkonsultasi atau psikoterafi sesuai dengan indikasipengenalan perasaan tersebut diharapkan membantu pasien untukmenerima dan mengatasinya secara efektif.

     4.      Mobilitas fisik berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh
Hasil yang diharapkan: menunjukkan perilaku yang mampu kembali melakukan aktivitas
Intervensi:
  Ø  Lakukan rentang pergerakan sandi
  Ø  Tingkatkan tirah baring
  Ø  Berikan lingkungan yang tenang
  Ø  Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi
  Ø  Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas
5.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, deficit imun, lesi pada kulit.
Hasil yang diharapkan: mempertahankan keutuhan kulit, lesi pada kulit dapat hilang.
Intervensi:
  Ø  Ubah posisi di tempat tidur dan kursi sesering mungkin (tiap 2 jam sekali)
  Ø  Gunakan pelindung kaki, bantalan busa/ air pada waktu berada di tempat tidur/ duduk di kursi
   Ø  Periksa permukaan kulit kaki yang bengkak secara rutin 
   Ø  Kolaborasi/ rujuk pada ahli kulit untuk meningkatkan surkulasi dan mencegah terjadinya dekubitus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar